Pesantren Harus Tetap Tradisional karena Memelihara Tradisi (Budaya Pesantren)

Pesantren Harus Tetap Tradisional karena Memelihara Tradisi (Budaya Pesantren)

Oleh:  Wahyun Mawardi
Mudir Pondok Pesantren At Tanwir Mamuju Sulawesi Barat.

Maksud judul tulisan saya di atas bahwa pondok pesantren harus tetap tradisional dalam pengertian bahwa pesantren harus tetap memelihara tradisinya yang selama ini melekat dalam jatidirinya, seperti tradisi keikhlasan, ketaatan, kesederhanaan, kemandirian, kekeluargaan, wawasan luas, dan lain-lain.

Ditengah banyaknya pondok pesantren modern saat ini, pesantren tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai tempat yang terus memelihara tradisi tersebut di atas sebagai jatidiri pesantren.

Jadi menyebut pesantren tradisional bukan berarti konotasi negatif yang selama ini dialamatkan ke pesantren sebagai tempat yang kumuh, jorok, dan tidak modern. Memelihara tradisi pesantren berarti memelihara tradisi keikhlasan, ketaatan, kesederhanaan, kemandirian, kekeluargaan dan lain-lain.

Hari Santri Nasional, merupakan momentum penting untuk merefleksikan peran pesantren dalam memelihara tradisinya. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki peran vital dalam melestarikan tradisi dan budaya Islam yang autentik.

Dalam era modernisasi dan globalisasi ini, pesantren seringkali dihadapkan pada tekanan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Namun, penting untuk diingat bahwa keunikan pesantren terletak pada kemampuannya mempertahankan tradisi dan budaya yang telah teruji oleh waktu.

Pesantren tradisional bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga tempat pembinaan karakter dan pembentukan kepribadian yang kuat. Sistem pendidikan pesantren yang berbasis pada kitab kuning dan pengajaran langsung dari kiai atau ustadz memungkinkan santri untuk memahami nilai-nilai Islam secara mendalam dan kontekstual.

Dengan mempertahankan tradisi dan budaya pesantren, kita tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga menjaga kemurnian ajaran Islam. Pesantren tradisional juga menjadi simbol perlawanan terhadap upaya westernisasi dan sekularisasi yang dapat mengancam identitas keislaman.

Oleh karena itu, pada Hari Santri Nasional ini, mari kita apresiasi peran pesantren dalam melahirkan generasi yang berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan. Mari kita dukung pesantren untuk tetap mempertahankan tradisi dan budaya yang telah menjadi identitasnya, sehingga dapat terus menjadi sumber inspirasi dan pencerahan bagi umat.

Dengan demikian, pesantren dapat terus memainkan peranannya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak ulama dan intelektual muslim, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian yang kuat dan berakhlak mulia.

Semoga pesantren terus menjadi mercusuar ilmu dan akhlak yang menerangi umat dan bangsa. Selamat Hari Santri Nasional.

*Mamuju bakda Subuh.
22 Oktober 2025*

Komentar