Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » RAGAM » Tak Ada Daging, Kerang pun Bisa Dimasak Rendang

Tak Ada Daging, Kerang pun Bisa Dimasak Rendang

  • account_circle Pro Indonesia
  • calendar_month Ming, 5 Mar 2023
  • visibility 23
  • comment 0 komentar

Rendang daging mungkin sudah umum, tapi pernahkah anda mencicipi rendang kerang?

Sumatra Barat adalah salah satu surga kuliner tradisional Nusantara. Seorang penulis buku resep masakan kelahiran Padang Panjang bernama Sri Owen lewat bukunya The Home Book Of Indonesia Cookery terbitan 1976 menyatakan, tak akan cukup jari tangan untuk menghitung aneka makanan dan masakan unik khas Ranah Minang.

Tentu Sri tak asal bicara. Pada kenyataannya, memang terlalu banyak ragam kuliner Minangkabau yang menggugah selera. Misalnya, satai dengan bumbu mirip gulai kental dan soto yang berkelindan dendeng daging dan perkedel kentang. Atau, dendeng batokok, yaitu daging dendeng pipih yang dibuat dengan cara di-tokok atau dipukul-pukul supaya bumbunya bisa makin meresap ke dalam daging.

Namun kuliner paling fenomenal tentu saja rendang, hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods 2011 oleh CNN International. Masakan ini kaya bumbu rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, cabai, bawang putih, dan bawang merah dicampur santan.

Kenikmatan cita rasanya akan semakin lengkap jika ditambahkan potongan daging sapi atau kerbau dan dimasak selama berjam-jam dengan api kecil. Jika telah matang, penampakannya akan sangat unik karena warna masakannya menjadi cokelat kehitaman dan aroma gurihnya akan menyeruak memenuhi isi ruangan.

Dagingnya nikmat disantap karena bumbu-bumbunya sukses menyelinap sempurna, menetap di setiap serat daging. Kuliner ini dapat bertahan selama berminggu-minggu dan bisa menjadi pilihan tepat untuk bekal jika bepergian dalam waktu lama.

Sejarawan Universitas Andalas Padang Gusti Asnan mengatakan, rendang sudah menjadi perbekalan wajib para perantau Minang atau ketika berlayar menuju Malaka abad 16 atau sekitar tahun 1550 silam, seperti disebut dalam sastra Melayu klasik. Dalam perkembangannya, daging sapi atau kerbau dapat pula digantikan dengan telur, daging ayam dan itik, belut, ikan tongkol atau tenggiri, paru dan hati (bisa sapi, kerbau, atau ayam).

Alam takambang jadi guru, itulah filosofi masyarakat Minangkabau untuk berinteraksi dengan alam. Alhasil, tak hanya jenis di atas itu yang dapat dijadikan bahan pelengkap rendang. Urang awak di kawasan pesisir Minangkabau rupanya memilih lokan (Polymesoda expansa) sebagai pengganti daging sapi atau kerbau. Selain mudah didapat, asupan makanan berbasis hasil kekayaan muara sungai dan laut telah menjadi keseharian mereka.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lokan didefinisikan sebagai kerang besar yang dapat dimakan dan hidup di lumpur tepi laut. Masakan berbasis kerang ini biasanya dapat ditemui pada masyarakat Minangkabau yang berdiam di kawasan pesisir. Bentuk cangkang lokan ini sepintas lebih mirip rumah siput.

Rasa rendang lokan cukup unik, karena rasa gurih rempah dan pedasnya lado atau cabai pada bumbu bergelut kuat dengan manis alami si lokan. Tak perlu takut akan bau amis, karena bumbu rempah rendang mampu meredamnya.

Asal tahu saja, masakan berbahan lokan ini lebih sehat dari rendang daging. Karena lokan atau kerang merupakan sumber protein hewani yang lengkap. Ia mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membantu metabolisme tubuh.

Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh kita, sehingga mutlak harus berasal dari makanan. Kadar proteinnya menakjubkan dan mampu terserap oleh tubuh hingga 95 persen. Ia juga kaya kandungan mineral dan vitamin B12. Satu lagi, kerang juga rendah lemak tidak seperti rendang daging sapi.

Salah satu tempat untuk menikmati rendang lokan ada di Desa Wisata Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman. Menurut Wali Nagari Ade Candra Saputra, sejak ratusan tahun silam masyarakat setempat sudah mengonsumsi rendang jenis ini. Untuk seporsi rendang lokan, kita bisa membelinya seharga Rp75.000.

Tak semua kedai makan di Nagari Ulakan menyediakan masakan jenis ini setiap hari. Umumnya kuliner ini hanya disajikan ketika ada acara-acara adat atau ketika Lebaran atau dimasak ketika ada pesanan dari kerabat mereka di kota lain. Akibatnya, rendang lokan pun terbilang langka. Ditambah lagi, tidak semua masyarakat Sumbar mengenal rendang jenis ini.

“Supaya makin dikenal, kuliner ini turut kami sajikan kepada para pengunjung di kedai makan wilayah ekowisata dan edukasi Green Talao Park,” kata Ade seperti dikutip dari website resmi nagari.

Green Talao Park adalah objek wisata petualangan dan bahari unggulan Sumbar di Nagari Ulakan. Upaya itu diakuinya mendapat respons positif. Apalagi porsinya diperkecil agar rendang dapat dinikmati dengan harga lebih terjangkau dan tak sedikit yang membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Agar makin menarik, cangkang kerang pun kini sudah tidak disertakan lagi dalam masakan rendang lokan. Sehingga konsumen tak perlu kerepotan saat akan menyantapnya dan tampilan masakan pun semakin bermutu. Kuliner ini akan makin nikmat jika disantap bersama nasi hangat dan ditemani jus buah nipah (Nypa fruticans), minuman sejuk khas Nagari Ulakan. Ondeh, lamak bana!*

*Astaga, enak sekali! (***)

  • Penulis: Pro Indonesia

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pertalite Segera Dihapus!

    Pertalite Segera Dihapus!

    • calendar_month Sen, 22 Jan 2024
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 9
    • 0Komentar

    JAKARTA – Wacana pembatasan dan bahkan penghapusan Pertalite sedang bergulir. Seolah menegaskan wacana tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kasih kode keras soal Pertalite. Luhut mengungkap kalau Indonesia butuh meningkatkan kualitas udara, salah satunya dengan cara beralih menggunakan bahan bakar yang berkualitas dan menjaga standar emisi gas buang yang tinggi. Jadi selain gencar […]

  • Harvick Hasnul Qolbi Harap Tingkatkan Produksi Pertanian

    Harvick Hasnul Qolbi Harap Tingkatkan Produksi Pertanian

    • calendar_month Sel, 31 Jan 2023
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 9
    • 0Komentar

    MAJENE – Pertanian merupakan jantung perekonomian dan merupakan salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) di daerah. Hal ini, disampaikan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia (Wamentan RI) Harvick Hasnul Qolbi pada kegiatan Kunjungan Kerja (Kunker) di Dusun Galungg Para Desa Pamboborang Kecamatan Banggae, Selasa (31/01/2023). Ia mengemukakan, pengembangan produksi pertanian diharapkan tetap meningkat meski […]

  • Timnas Indonesia Raih Kemenangan Perdana Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kalahkan Vietnam 1-0

    Timnas Indonesia Raih Kemenangan Perdana Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kalahkan Vietnam 1-0

    • calendar_month Jum, 22 Mar 2024
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 9
    • 0Komentar

    JAKARTA – Timnas Indonesia meraih kemenangan perdananya di kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah mengalahkan Vietnam dengan skor tipis 1-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis, 21 Maret 2024. Gol semata wayang Skuad Garuda dicetak oleh Egy Maulana Vikri pada menit ke-52. Jalannya Pertandingan Timnas Indonesia tampil dengan formasi 3-4-3, dengan Jay Idzez, Rizky Ridho, dan Justin Hubner […]

  • Mendorong Stabilitas dan Integritas Keuangan ASEAN

    Mendorong Stabilitas dan Integritas Keuangan ASEAN

    • calendar_month Ming, 7 Mei 2023
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 10
    • 0Komentar

    JAKARTA – Butuh strategi antisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan netralitas ASEAN di tengah tantangan perekonomian dan konflik global. Adanya kebutuhan mutual partnership antarnegara di kawasan ASEAN, di tengah-tengah kondisi makro ekonomi global yang tidak menentu, telah menguatkan tekad organisasi regional itu untuk memperluas cakupan kerja samanya. Kebutuhan itulah yang terlihat ketika Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 […]

  • UGM Bergerak, Langkah Pengabdian di Pulau Karampuang

    UGM Bergerak, Langkah Pengabdian di Pulau Karampuang

    • calendar_month Sel, 10 Jun 2025
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 16
    • 0Komentar

    MAMUJU – Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukan komitmennya dalam mengabdi untuk negeri. 29 mahasiswa  dari berbagai fakultas dan program studi telah merancang berbagai program kerja kreatif dan bermanfaat demi mengabdi di program KKN-PPM UGM Periode II 2025 yang berlangsung Desa Karampuang, Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dari tanggal 20 Juni sampai 8 Agustus 2025. Melalui […]

  • 14 Perwakilan Sulbar Hadiri Munas KAGAMA 2024 di Jakarta

    14 Perwakilan Sulbar Hadiri Munas KAGAMA 2024 di Jakarta

    • calendar_month Jum, 15 Nov 2024
    • account_circle Pro Indonesia
    • visibility 16
    • 0Komentar

    JAKARTA – Total 14 orang perwakilan dari Sulawesi Barat mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) yang digelar di Mercure Hotel Ancol, Jakarta pada 14 – 17 November 2024. Mereka berasal dari Pengurus Daerah Sulawesi Barat, Mamuju Raya, Polewali Mandar (Polman), Mamasa, dan Majene. Munas KAGAMA 2024 mengusung tema “KAGAMA Bakti untuk […]

expand_less