KH Wahyun Mawardi: Bekali Mahasiswa Integritas Ilmu dan  Nilai-nilai Islam

MAMUJU – Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju) melaksanakan Pengajian Rutin Bulanan. Berlangsung di Aula Kampus II, Jalan Prof. Baharuddin Lopa, Sabtu 13 Septembet 2025.

Pengajian mengangkat tema “Penerapan menebar rahmat dan meneladani Rasulullah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah”.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulbar Dr. K.H. Wahyun Mawardi, S.Pd., M.Pd. sebagai pembawa hikmah, menyampaikan pentingnya Unimaju ikut menebar rahmat.

Menurutnya, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) harus menebar rahmat dan meneladani Rasulullah.

Itu berarti lembaga pendidikan PTMA, termasuk Unimaju harus mengajarkan ilmu berdasarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Rahmat bagi alam semesta.

“Civitas akademika Unimaju harus berperan serta meneladani perilaku akhlak dan ajaran Nabi Muhammad SAW dalam mencerdaskan umat dan masyarakat melalui integrasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam,” ujarnya.

KH Wahyun Mawardi juga menegaskan pentingnya integritas ilmu dan nilai-nilai Islam Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

Menurutnya, Unimaju tidak hanya fokus pada pengembangan akademik tetapi juga harus membekali mahasiswanya dengan integritas ilmu dan nilai-nilai Islam.

“Termasuk pentingnya pengembangan kepekaan sosial sesuai dengan misi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” ujarnya.

KH Wahyun Mawardi juga menyampaikan pentingnya mencetak generasi yang cerdas secara akademik.

“Unimaju juga harus berperan mencetak generasi yang kuat secara moral dan spiritual serta memiliki kepekaan sosial untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa dan negara,” ujar Direktur MBS At-Tanwir Mamuju ini.

Memang Perguruan Tinggi Muhammadiyah sejak didirikan pertama pada tahun 1963 telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Dengan demikian Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus berupaya menjalankan amanah Rasulullah untuk menebar kebaikan dan rahmat.

“Unimaju sebagai PTM harus pula menerjemahkan ajaran Islam dalam bentuk pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

KH Wahyun Mawardi juga mengurai tugas khusus yang diemban Rasulullah SAW sebagai rahmatan lil alamin, meliputi dimensi waktu dan dimensi ruang yang meliputi seluruh alam semesta.

Terkait peringatan maulid, KH Wahyun Mawardi menyampaikan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki fatwa resmi yang melarang atau mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Alasannya, tidak ada dalil kuat yang secara eksplisit memerintahkan atau melarang petingatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, perkara Maulid termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya.

Namun lanjutnya, perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang.  Misalnya perbuatan bid’ah dan mengandung unsur syirik serta muja-muja Nabi Muhammad SAW secara berlebihan.

“Hendaknya peringatan maulid dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemaslahatan, yakni kegiatan yang mengandung manfaat untuk kepentingan dakwah Islam. Misalnya pengajian atau cara yang meneladani kisah-kisah Nabi Muhammad SAW,” ujarnya. (***)

Komentar